Senin, 22 Maret 2021

Sistem Koordinasi Manusia (2) Sub Tema Sistem Hormon

 Assalammualaikum warahmatulahi wabarakatuh

Pada pertemuan kali ini kita masuk Materi Sistem Koordinasi Manusia. Silahkan simak baik-baik materi hari ini, sebelum pembelajaran dimulai silahkan berdoa dan mengabsen melalui kolom komentar di Blog ini.

Kompetensi Dasar 

3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf, hormon, dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia

3.11 Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat

4.10 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literatur

4.11 Melakukan kampanye narkoba lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar

Tujuan Pembelajaran :

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur, fungsi dan proses sistem regulasi (Sistem Hormon) pada manusia

2. Peserta didik mampu menjelaskan mengaitkan hubungan antara struktur, fungsi Sistem Hormon pada sistem koordinasi manusia

3. Peserta didik mampu menjelaskan struktur, fungsi dan proses sistem regulasi (Sistem Hormon) pada manusia

4. Peserta didik mampu mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sisem Hormon sebagai sistem regulasi manusia

Apersepsi:

Bayangkan diri Anda berjalan di lorong yang gelap. Apa yang Anda rasakan dan lakukan jika berada di kondisi tersebut? Bagaimana keterlibatan beberapa sistem hormon pada sistem koordinasi pada kondisi tersebut? Untuk mengetahui jawabannya silahkan simak materi pertemuan 1 berikut dengan Sub Tema SISTEM HORMON.

A. SISTEM HORMON

    Selain sistem saraf, tubuh kita juga diatur oleh sistem endokrin atau sistem hormon. Sistem endokrin mengatur aktivitas tubuh dengan cara melepaskan atau menyekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Kelenjar adalah sekelompok sel yang menghasilkan atau menyekresikan suatu bahan yang berguna. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran sehingga produknya disekresikan secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon disekresi secara eksositosis ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh menuju organ-organ tertentu yang dsebut organ sasaran.



B. Macam-Macam  Kelenjar yang menghasilkan hormon

1). Kelenjar Hipofisis/Pituitari/Master Gland

 



2). Kelenjar Pineal 



3). Kelenjar Tiroid/Gondok
 


4). Kelenjar Paratiroid/ Anak Gondok

    Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar paratiroid adalah parathyroid hormone (PTH). Fungsi utamanya untuk memetabolisasi ion kalsium (Ca2+) dari rangka, merangsang absorpsi ion kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan, serta menyebabkan ginjal mengekskresi ion fosfor pada saat menahan ion kalsium melalui reabsorpsi.

Mekanisme kerja hormon PTH

5). Kelenjar Timus




6). Kelenjar Adrenal




Mekanisme Hormon yang dihasilkan kelenjar adrenalin

7). Kelenjar Pankreas


Mekanisme homeostasis pada hormon insulin dan glukagon

8). Kelenjar Gonad
C. Gangguan/penyakit yang berkaitan sistem hormon

Penyakit yang Mungkin Terjadi Akibat Gangguan Hormon

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang umum terjadi karena pengaruh gangguan hormon:

1. Sindrom Cushing

Kondisi ini terjadi karena kelenjar pituitari terlalu aktif sehingga menyebabkan tubuh terlalu banyak menghasilkan hormon kortisol. Sindrom Cushing bisa disebabkan oleh efek samping obat kortikosteroid dosis tinggi atau jangka panjang, faktor genetik, hingga tumor pada kelenjar pituitari atau kelenjar adrenal.

2. Hipopituitarisme

Kondisi ini terjadi ketika kelenjar pituitari tidak mampu memproduksi hormon dengan jumlah yang memadai, sehingga penderitanya mengalami kekurangan hormon. Kekurangan hormon yang dihasilkan kelenjar pitutiari dapat menimbulkan masalah kesehatan yang beragam.

Pada anak, hipopituitarisme dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini berpotensi menyebabkan kemandulan atau infertilitas.

3. Penyakit Addison

Penyakit Addison disebabkan oleh berkurangnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala seperti sering kelelahan, mual dan muntah, perubahan warna kulit, tidak tahan terhadap suhu dingin, serta penurunan nafsu makan.

4. PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik)

Penyakit ini terjadi ketika fungsi ovarium atau indung telur terganggu dan menyebabkan jumlah hormon di dalam tubuh wanita menjadi tidak seimbang. PCOS merupakan salah satu faktor penyebab kemandulan pada wanita.

Penyebab penyakit PCOS belum diketahui secara pasti, namun penyakit ini diduga dapat disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi tertentu, seperti kelebihan hormon androgen dan insulin.

5. Gigantisme

Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak. Kondisi gigantisme merupakan penyakit akibat gangguan hormon ketika tubuh anak menghasilkan hormon pertumbuhan secara berlebihan. Kondisi gigantisme membuat anak yang mengalaminya memiliki tinggi badan dan berat badan di atas rata-rata.

6. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme terjadi ketika kadar hormon tiroksin atau tiroid yang dihasilkan kelenjar tiroid di dalam tubuh sangat tinggi. Hipertiroidisme lebih sering terjadi pada wanita, namun kondisi ini juga bisa dialami pria.

Gangguan pada hormon ini akan menyebabkan proses metabolisme tubuh terganggu, penurunan berat badan, gangguan cemas, hingga detak jantung menjadi lebih cepat atau dada berdebar-debar.

7. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid terganggu dan tidak bisa menghasilkan cukup hormon. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala berupa tubuh mudah lemas, sembelit, tidak tahan terhadap suhu dingin, sering mengantuk, dan kulit kering. Pada anak-anak, hipotiroidisme dapat menghambat tumbuh kembang mereka.

Masih ada beragam penyakit dan kondisi lain yang berkaitan dengan terjadinya gangguan hormon dalam tubuh, sehingga perlu serangkaian pemeriksaan yang seksama untuk bisa menentukan penyakit yang mendasari munculnya gangguan hormon tersebut.


Cukup sekian materi hari ini silahkan kerjakan soal evaluasi pada link berikut : https://forms.gle/9e6uZfuV7iSauaet8  lalu di screen shoot kirim ke GCR membuktikan kehadiran dan telah mengerjakan soal evaluasi, jangan lupa klik  tune in/serahkan.


Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Minggu, 14 Maret 2021

Sistem Koordinasi manusia (1) Sub Tema Sistem Saraf

 Assalammualaikum warahmatulahi wabarakatuh

Pada pertemuan kali ini kita masuk Materi Sistem Koordinasi Manusia. Silahkan simak baik-baik materi hari ini, sebelum pembelajaran dimulai silahkan berdoa dan mengabsen melalui kolom komentar di Blog ini.

Kompetensi Dasar 

3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf, hormon, dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia

3.11 Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan, dan masyarakat

4.10 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia berdasarkan studi literatur

4.11 Melakukan kampanye narkoba lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar

Tujuan Pembelajaran :

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi struktur, fungsi dan proses sistem regulasi (Sistem Saraf) pada manusia

2. Peserta didik mampu menjelaskan mengaitkan hubungan antara struktur, fungsi Sistem Saraf pada sistem koordinasi manusia

3. Peserta didik mampu menjelaskan struktur, fungsi dan proses sistem regulasi (Sistem Saraf) pada manusia

4. Peserta didik mampu mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sisem saraf sebagai sistem regulasi manusia

Apersepsi:

Bayangkan diri Anda berjalan di lorong yang gelap. Apa yang Anda rasakan dan lakukan jika berada di kondisi tersebut? Bagaimana keterlibatan beberapa sistem saraf pada sistem koordinasi pada kondisi tersebut? Untuk mengetahui jawabannya silahkan simak materi pertemuan 1 berikut dengan Sub Tema SISTEM SARAF.

A. SISTEM SARAF

1. Definisi

Semua penyebab terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh disebut rangsang. Alat yang mampu menerima rangsang dinamakan indra (reseptor). Indra yang mampu enerima rangsang dari luar tubuh disebut reseptor luar (eksteroseptor). Rangsangan dari dalam tubuh sendiri dapat berupa rasa lapar, kenyang, nyeri, dan kelelahan, indera penerimanya  disebut reseptor dalam (interoseptor).



Jalur yang dilalui rangsangan mengakibatkan timbulnya gerak


Struktur neuron vertebrata

2. Prinsip Penghantaran Impuls 

Impuls (rangsangan) yang diterima oleh neuron sensori dihantarkan melalui sel saraf (neuron) dan sinapsisSinapsis merupakan titik pertemuan antara ujung neuron yang satu dengan yang lainnya.
a. Penghantaran lewat sel saraf (neuron)
b. Penghantaran lewat sinapsis

3. Gerak Refleks

Gerak refleks dipengaruhi rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan atau menyakitkan. Gerak refleks terjadi melalui jalur lengkung refleks (reflex arc) yang memiliki unsur reseptor, saraf sensori, pusat integrasi, neuron motor, dan efektor. Refleks dibedakan berdasarkan fungsinya menjadi refleks somatik jika refleks tersebut menggerakkan otot rangka,dan refleks autonomik jika refleks tersebut mengaktifkan efektor organ-organ dalam tubuh, misalnya otot halus, otot jantung, atau kelenjar.


4. Susunan Sistem Saraf


Charta Poster Sistem Saraf  Manusia

a. Sistem Saraf Pusat
Meliputi : Otak dan sumsum tulang belakang
1) Otak
    Fungsi : sebagai pusat koordinasi dalam tubuh. 




2) Sumsum tulang belakang
    Fungsi : menghubungkan impuls dari dan ke otak, serta memberi alternatif jalan terpendek pada gerak refkleks



b. Sistem Saraf Tepi (saraf periferi)
    Terdiri dari atas pasangan-pasangan saraf kranial dan saraf spinal yang keluar dari otak dan sumsum tulang belakang serta menghubungkannya dengan tiap reseptor dan efektor dalam tubuh.
    Sistem saraf tepi dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sedangkan berdasarkan arah impulsnya sistem saraf tepi terbagi menjadi dua, yaitu sistem aferen (sensori) dan sistem eferen (motor).

1) Sistem saraf somatik
    Sistem ini terdiri atas 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal
    
Saraf kranial terdiri dari saraf nomor I, II, dan VII (Nuron sensori); saraf nomor III, IV, VI, XI dan XII (neuron motor); saraf nomor V, VII, dan IX (gabungan neuron motor dan sensori); saraf nomor X (saraf pengembara) 

Saraf Spinal berjumlah 31 pasang dan terdapat di dalam tulang belakang dan merupakan gabungan neuron sensori dan motor.

2) Sistem saraf otonom

    Merupakan bagian dari sistem saraf tepi yang mengontrol kegiatan organ-organ dalam. Ada dua sistem saraf otonom yaitu sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatetik.

5. Kelainan/Penyakit pada sistem Saraf

Berikut adalah beberapa contoh kelainan atau penyakit pada sistem saraf :

1. Meningitis :  adalah salah satu jenis penyakit saraf yang kerap dialami seseorang, terutama pada bayi, anak-anak, dan remaja. Peradangan pada selaput otak ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, tetapi bisa juga terjadi akibat penyakit non-infeksi, seperti alergi obat atau sarkoidosis.

2. Stroke : merupakan salah satu penyakit tidak menular penyebab kematian terbesar di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit saraf ini terjadi karena terganggunya pasokan darah ke otak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah.

3. Multiple Sclerosis

Penyakit sklerosis ganda atau multiple sclerosis adalah jenis penyakit saraf yang berisiko tinggi mengenai otak dan sumsum tulang belakang. Faktanya, penyakit saraf ini merupakan penyebab kecacatan paling umum pada orang-orang berusia 20–30 tahun.

4. Epilepsi : disebut dengan ayan adalah penyakit saraf akibat aktivitas listrik otak yang tidak normal. Penyakit ini bisa menyebabkan penderita mengalami kejang yang berulang tanpa pemicu yang jelas.

5. Bell’s Palsy : adalah penyakit saraf yang menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan sementara pada otot-otot di wajah. Kondisi ini terjadi ketika saraf perifer yang mengontrol otot wajah mengalami peradangan, pembengkakan, atau penekanan.




Cukup sekian materi hari ini silahkan kerjakan soal evaluasi pada link berikut : https://forms.gle/JC1Jttrfu71hnD85A  lalu di screen shoot kirim ke GCR membuktikan kehadiran dan telah mengerjakan soal evaluasi, jangan lupa klik  tune in/serahkan.


Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Senin, 08 Maret 2021

Sistem Ekskresi Manusia

 Gangguan dan Teknologi Mengatasinya


Sistem ekskresi manusia adalah proses metabolisme tubuh yang menghasilkan zat-zat sampah, seperti karbondioksida, amonia, urea, asam urat, atau bahkan air. Disebut sebagai zat-zat sampah karena akan berbahaya apabila dibiarkan ada di dalam tubuh.

Untuk itu, zat-zat sampah harus dikeluarkan mulai dari sel, ke jaringan, kemudian tubuh. Proses pengeluaran zat-zat tersebut disebut dengan ekskresi.

Osmoregulasi merupakan kemampuan makhluk hidup mengontrol kelebihan atau kekurangan air berikut zat-zat terlarut di dalam cairan tubuhnya.

Sehingga, osmoregulasi berperan penting dalam setiap proses transfer zat antar sel yang menggunakan air sebagai pelarut. Transfer zat tersebut terjadi dalam proses ekskresi.

Proses ekskresi meliputi beberapa organ tubuh yang merupakan sistem pembuangan sisa metabolisme tubuh. Organ tersebut yaitu, ginjal, hati, kulit, dan, alat pernapasan.

Organ-organ Ekskresi

1. Ginjal (Ren)


1. Nefritis : Penyakit ini menimbulkan asam urat, urea ke pembuluh darah (uremia), dan terjadinya penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air yang terganggu (edema).

2. Batu Ginjal (Nephrolithiasis/Renal Calculi) : penyakit batu ginjal disebabkan oleh adanya endapan garam kalsium, fosfat, atau asam urat urine. Endapan tersebut dapat terjadi dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau pun dalam kandung kemih.

3. Albuminuria merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya kerusakan pada glomerulus.

4. Hematuria : Gejala dari hematuria merupakan adanya sel-sel darah merah pada urine.

5. Diabetes Insipidus:  berakibat pada tidak terserapnya air yang mesti masuk ke dalam tubuh. Sehingga, penderita akan sering buang air kecil.

6. Kanker Ginjal : merupakan penyakit yang muncul akibat pertembuhan sel pada ginjal yang sudah tidak terkontrol. Pertumbuhan tersebut terjadi di sepanjang tubulus dalam ginjal.

2. Hati (Hepar/Liver)


Gangguan pada hati disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi virus hingga gaya hidup tidak sehat. Fungsi hati yang terganggu bisa berdampak pada terganggunya fungsi organ tubuh lainnya. Deteksi dini dan penanganan yang tepat perlu dilakukan guna mencegah risiko komplikasi yang bersifat serius. Hati (liver) merupakan organ terbesar yang dimiliki manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas perut dan terlindungi oleh tulang rusuk serta diafragma. Fungsi hati sangatlah penting bagi tubuh, yaitu menetralisir racun, menghasilkan protein, hingga membantu proses pembekuan darah.

Berbagai macam kondisi dan penyakit dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hati. Jenis-jenis gangguan hati tersebut meliputi:

1. Penyakit kuning

Penyakit ini disebabkan oleh kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam aliran darah yang melebihi batas normal. 

2. Kolestasis

Kolestasis terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau tersumbat. 

3. Sirosis

Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang bersifat kronis. 

4. Hepatitis A

Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis A yang dapat menyebabkan peradangan hati. 

5. Hepatitis B

Hepatitis B merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B dan dapat ditularkan melalui darah, cairan tubuh, atau luka yang terbuka.

6. Hepatitis C

Jenis hepatitis ini disebabkan oleh virus hepatitis C yang dapat menyebabkan organ hati mengalami pembengkakan. 

7. Perlemakan hati (fatty liver)

Sesuai dengan namanya, karateristik penyakit ini ditandai dengan terlalu banyak lemak yang tersimpan dalam hati. Akibatnya, hati mengalami peradangan yang dapat berkembang menjadi jaringan parut permanen.

8. Kanker hati

Kanker hati terjadi ketika sel hati mengalami mutasi sehingga tumbuh secara tidak terkendali. Dalam beberapa kasus, infeksi kronis akibat virus hepatitis B dan C bisa menyebabkan kanker hati.

3. Paru-paru (pulmo)

Paru-paru (Pulmo) merupakan organ yang berperan sebagai alat pernapasan. Tidak hanya itu, paru-paru juga berperan sebagai alat ekskresi dengan mengeluarkan karbondioksida, dan uap air.. Kedua zat ini harus dikeluarkan supaya tidak mengganggu fungsi tubuh. Paru-paru terletak di dalam rongga dada, dan bagian bawahnya menempel pada diafragma.. Paru-paru masuk dalam sistem ekskresi karena, udara pernapasan yang dikeluarkan melalui paru-paru mengandung karbondioksida. dan air yang dihasilkan dari kegiatan sel.

Pneumonia : disebabkan adanya infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur di alveolus. Pneumonia menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus, yang merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, dipenuhi oleh cairan.

Asma : adalah gangguan pada paru-paru yang mungkin sudah familiar kita dengar. Asma terjadi akibat penyempitan saluran pernapasan pada paru-paru. 

4. Kulit (dermis)

Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat di permukaan tubuh. Pada kulit, terdapat kelenjar keringat yang mengekskresi zat-zat sisa. Zat-zat sisa tersebut dikeluarkan melalui pori-pori kulit yang disebut dengan keringat. Keringat tersusun dari air dan garam-garam mineral. Kandungan garam mineral tersebut, terutama garam dapur (NaCl) yang merupakan hasil metabolisme protein. Kulit memiliki banyak fungsi, karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan.

Kulit juga bisa mengalami gangguan dan kelainan, yang di antaranya sebagai berikut.:


    • Kusam
      Merupakan gangguan kulit akibat paparan sinar matahari langsung yang paling ditakuti alias dikuatirkan para remaja masa kini. 

    • Jerawat : Merupakan gangguan pertama yang paling banyak muncul yang disebabkan oleh aktivitas kelenjar lemak yang berlebihan, adanya gangguan pada proses pengelupasan kulit, serta adanya bakteri di permukaan kulit.
    • Eksim
      Eksim atau yang biasa disebut dengan ‘dermatitis’, merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh alergi, stress bawaan ataupun kontak dengan penyebab iritasi
    • Panu dan kurap
      Panu merupakan gangguan pada kulit yang disebabkan oleh jamur. 
    • Kusta
      Merupakan kelainan pada kulit yang disebabkan ‘mikrobacterium leprae’. 
Tugas Kelompok :
* Buatlah laporan hasil diskusi Tentang minimal 3 Jenis penyakit, penyebab, gejala dan cara pengcegahan dan pengobatan secara modern/tradisional pada masing-masing organ ekskresi yang disertai gambar jenis penyakitnya.
* Kelompok sesuai dengan kelompok sebelumnya.
* Dikumpulkan melalui GCR hari Rabu